INFOKITO.ID,MUARA ENIM-–Tidak semua orang diberi pemahaman dan mudah menghapal al Quran 30 juz. Meski gampang – gampang susah, dalam waktu tiga tahun, ia berhasil menghapal 30 juz Al Quran saat masih duduk dibangku pesantren di Qodratullah, Langkan, Banyuasin.
Kedatangannya sangat ditunggu oleh para jemaah dalam salat lima waktu, karena ia merupakan imam tetap di masjid Agung Muara Enim sejak dua tahun ini atau tepatnya pada 2017 ia diberi amanah tersebut.
Menjadikan dirinya sebagai imam tetap di masjid Agung bukan tanpa alasan, meskipun usianya belum tua dan terbilang masih muda belum 30 tahun. Tapi menjadi imam pantas diberi kepercayaan kepadanya, sebab ia hapal al Quran 30 juz. Sosok tersebut adalah ustad Angga Purnama SSI.
Jumat (3/5) pekan kemarin, tepat usai sholat Asar saya berkesempatan bertemu dan berbincang dengan ustad muda ini. Sore itu seperti biasa, ustad Angga Purnama menggunakan baju gamis putih panjang, kopiah dan sorban, orangnya ramah saat hendak saya bincangi tentang pribadinya yang seorang hafidz quran untuk berbagi ilmu dan menjadi inspirasi bagi pembaca.
Ustad Angga, menceritakan ia mulai menghapal Al Quran sejak usia 16 tahun. Saat masuk pesantren Qodratullah Langkan, Banyuasin, pada 2006 tahun pertama ada program tahfidz ada 100 santri yang ikut tes dan terpilih 20 santri salah satunya saya.
“Teori menghapal banyak, tapi saat saya dulu teorinya baca dulu al Quran secara lancar, tajwid yang benar dan kemudian baru di hapal. Sebab biasanya kalau sudah baca lancar dan langsung terhapal otomatis,” ungkap Angga.
Angga mengaku, saat mulai menghapal al Quran memang terasa berat, terbebani, otak belum siap. Tapi, dengan keikhlasan dan ketekunan. Alhamdulillah dalam tiga tahun saya hapal 30 juz al Quran.
“Sesuai dengan janji Allah SWT, sungguh kami mudahkan untuk menghapal al Quran dan adakah yang mau mengambil pelajaran. Kuncinya hanya ikhlas, tekun, dan istiqomah menghapal,” urai dia.
Saat masih di pondok pesantren, selain baca lancar. Setiap subuh saya harus menyetor hapalan satu lembar dan dari magrib sampe jam 10 malam ada murajaah dengan ustad untuk memastikan hapalan. Setelah itu akan ada tes untuk hapalan 5 juz dengan kesalahan 20 kali lupa, lebih dari kesalahan itu harus mengulang dari awal. Kalau lupanya sedikit di bawah 20 kali, bisa meneruskan ke juz 6 dan seterusnya.
Sekarang ini, untuk menjaga hapalan dengan saling simak dengan sang isteri Aliatul Faridah yang juga seorang hafidz quran. “Selain saling simak dengan isteri, untuk mengingat hapalan kapan saja mengulangi hapalan walaupun saat santai, seperti di atas motor dan kegiatan lainnya,” ujar ustad Angga.(lul)