INFOKITO.ID, TANJUNG ENIM—Baru pertama kali dalam sejarah bagi perusahaan batubara yang berada di Tanjung Enim, Kabupaten Muara Enim, Sumatera Selatan. Perusahaan plat merah, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) membukukan laba bersih sebesar Rp 7 Triliun hingga November 2021. Laba bersih sebesar itu merupakan yang tertinggi sepanjang sejarah perusahaan berdiri.
Suryo Eko Hadianto mengatakan pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp 26,2 triliun. “Sampai November saja PTBA sudah membukukan keuntungan Rp 7 triliun, ini adalah keuntungan tertinggi yang pernah dicapai selama PTBA berdiri,” jelas Suryo Eko Hadianto kepada wartawan di Tanjung Enim.
Suryo Eko juga menjelaskan seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perusahaan juga mencatat kenaikan total aset sebesar 46 persen, dari Rp 24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebesar Rp 35,2 triliun per 30 November 2021.
Kemudian PTBA juga tengah menyiapkan langkah dan strategi, untuk mewujudkan visi menjadi perusahaan energi dan kimia kelas dunia yang peduli lingkungan. Transformasi ini dilakukan untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) di 2060, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo dan meningkatkan kontribusi perusahaan dalam mendukung ketahanan energi nasional.
Destinasi pertama PTBA adalah menjadi perusahaan berbasis bisnis energi pada 2026, dengan target pendapatan dari sektor energi sebesar 50 persen dan bisnis batu bara 50 persen. Kemudian, sambung Suryo Eko bahwa perusahaan terus memantau fluktuasi harga komoditas batu bara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga secara optimal. Serta tetap waspada untuk menjaga kinerja perusahaan.
Selain itu PTBA juga tetap melakukan upaya efisiensi secara berkelanjutan di setiap lini kegiatan, sebagai langkah antisipasi menghadapi volatilitas harga batu bara. “Sehingga, jika terjadi penurunan harga tidak berdampak signifikan pada kinerja perseroan dan tetap dapat membukukan kinerja positif,” beber Suryo Eko.
Untuk total produksi batu bara PTBA, Suryo Eko menerangkan hingga 30 November 2021 mencapai 28,0 juta ton dengan penjualan sebanyak 25,8 juta ton. Perusahaan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021. “Mudah-mudahan target itu tercapai, berkat kerjasama dan kerja keras semua karyawan,” papar dia.
Selain itu, kata Suryo Eko, perusahaan juga menargetkan kenaikan porsi ekspor batu bara sebagai upaya pemanfaatan momentum kenaikan harga batu bara internasional. Perusahaan menargetkan porsi ekspor batu bara hingga akhir 2021 bisa mencapai hingga 47 persen dari total produksi.(dang)